RSS Feed

Andrie Wongso Motivator No. 1 Indonesia

Posted by Mabring

 “Success is my right!” Petikan kalimat motivasional sakti di atas, yang boleh diartikan kesuksesan adalah hak setiap orang, memang lekat dengan sosok Andrie Wongso. Naik pamornya jargon itu mengantarkan Andrie sebagai salah satu motivator terdepan di Indonesia. Namun tak banyak yang tahu di balik kalimat tersebut, ada kisah hidup seorang Andrie Wongso yang sarat perjuangan.



Siapa sangka pria sukses tersebut ternyata tidak memiliki ijazah pendidikan formal sama sekali. Kehidupan keras malah membawa berkah buat hidup Andrie. Terbukti kini ia menjadi orang sukses. Tentunya kisah sukses dari pria yang disebut sebagai The Number One Motivator di Indonesia  menarik untuk kita simak bersama.  


Kota Malang, Awal Kehidupan

Kisah hidup Andrie Wongso diawali dari Malang, saat ia lahir ke dunia, 6 Desember 1965. Ia terlahir sebagai anak kedua dari keluarga Tionghoa elit (ekonomi sulit). Kakak dan adiknya sebagaimana Andrie juga laki-laki. 

Ayahnya yang nahkoda, kesulitan dalam menunjang ekonomi keluarga, dan memaksa ibunya turut membantu perekonomian, berjualan kue di pasar. Ketiga anaknya tak jarang terpaksa turut membantu. Meski sulit, namun orangtua Andrie berusaha agar anaknya tetap sekolah. Andrie pun sempat menjalani pendidikan dasar, di Sekolah Dasar Mandarin, yang biayanya masih terjangkau.

Namun, meletusnya G-30S PKI, tahun 1965, membuat kehidupan mereka makin kacau. Sekolah tempat Andrie menimba ilmu ditutup paksa, buah dari pergesekan etnis yang terjadi. Andrie pun terpaksa putus sekolah, karena orang tuanya tak kuasa mengurus biaya kepindahan sekolahnya. Itulah latar mengapa titel SDTT, atau Sekolah Dasar Tidak Tamat, ada pada dirinya.

Putus sekolah membuat membuat masa remaja Andrie diisi dengan berdagang kue buatan ibunya, baik berkeliling maupun menjajakannya ke toko-toko. Tempaan tersebut membuat semangat hidupnya untuk menjadi sukses, timbul. Tahun 1976, saat usia 22 tahun, keputusan besar diambilnya dengan coba mengadu nasib ke Jakarta. Hasilnya setelah coba melamar kesana kemari, hanya pekerjaan salesman produk sabunlah yang menghampirinya. Di sela waktu luangnya ia pun coba berlatih kung-fu, hobinya sedari kecil.

Kung-Fu
dan Cita-Cita
Berakting

Booming film kung-fu di Indonesia kala itu, juga menggelitik minat Andrie. Sebagai pemuda yang punya keahlian kung-fu, ia mulai membangun cita menjadi seorang aktor film. Tahun 1978, ia melepas pekerjaannya untuk berkonsentrasi jadi bintang film. Namun meski coba melamar kesana kemari, hasilnya gagal total. Suramlah hidupnya, terlebih kabar duka datang dari kampung, membuat ia terpaksa balik ke Malang, dan mengaku kalah dari Jakarta.

Tidak menyerah pada Januari 1979, Andrie kembali ke Jakarta. Kali ini profesi salesman barang listrik dan kabel di Pasar Kenari, Jakarta Pusat ia jalani dengan upah Rp 3.000,- perbulan. Jumlah tersebut tidak cukup untuk Andrie, karena ia memiliki kewajiban membantu keluarganya. Ia pun mendirikan pula perguruan kung-fu, “Hap Kun Do”. Rupanya perguruannya cukup diterima, karena penghasilannya di sana malah lebih besar dari pekerjaan utamanya. Hal itu, menumbuhkan cita-cita lamanya menjadi aktor.

Keputusan berani kembali ia ambil dengan keluar dari pekerjaannya demi cita-citanya. Ia pun kembali mengirimkan beberapa foto-foto beserta surat lamaran ke perusahaan film kung-fu, sembari terus mengasah diri berlatih kung-fu. Akhirnya perusahaan ETERNA FILM HONG KONG mengontraknya selama tiga tahun, meski bukan sebagai pemeran utama.

Tiga tahun merantau, Andri pun pulang. Ternyata dunia seni peran yang ia cita-citakan bukanlah dunia yang cocok dengannya. Kesimpulan itu yang menyebabkan ia memilih tidak memperpanjang kontrak kerjanya. Meski banyak yang mencap dirinya gagal di luar negeri, Andrie justru merasa sukses. Karena ia telah membuktikan bahwa sebuah citacita pasti dapat tercapai bila ada kemauan dan tindakan maksimal.

Kemudian ia coba mencari bisnis potensial yang sesuai dengannya. Berawal dari kebiasaan unik mencatat kata-kata mutiara, ia menemukan ladang bisnis penantiannya. Dibantu Haryanti Lenny, yang kini menjadi istri, ia memulai bisnis kartu ucapan berbubuh kata mutiara dan motivasional.

Kemudian di tahun 1985 Andrie mulai memberikan brand pada usahanya dengan label “Harvest”. Harvest pun berhasil jadi pemimpin dalam pasar kartu ucapan, dan menjadikan Andrie Wongso mendapat gelar sebagai “Raja Kartu Ucapan”. Dari Harvest usahanya makin berkembang ke berbagai bidang seperti holografi dan perusahaan mainan. Beberapa usaha lain juga ia dirikan dengan bendera AW Motivation Training, AW Publishing, serta outlet AW Success Shop, yang bisa dibilang sebagai toko penjual produk-produk motivasional pertama di Indonesia.

Adapun sebagai motivator Andrie memulai dari lingkungan intern PT. Harvindo Perkasa (Harvest Fans Club di berbagai kota), tahun 1989. Berawal dari sanalah Andrie mulai membangun reputasinya sebagai motivator unggul. Hingga akhirnya kini ia disebut sebagai The Best Motivator di Indonesia. Inti dari pemikirannya jelas “Success Is My Right”, semua orang punya hak untuk menjadi sukses. Namun pertanyaannya, seberapa besar keinginan dan usaha Anda meraih sukses. Untuk semua hal itu Andrie jelas sudah membuktikannya. (bayu/dari berbagai sumber)

Nama : Andrie Wongso
Tempat Lahir : Malang, Jawa Timur
Tanggal Lahir : 6 Desember 1954
Warga Negara : Indonesia
Istri : Haryanti Leny
Anak : Vicky, Vendy, Valdy

0 komentar:

Posting Komentar